Airanakan- 12 desember 2016 Masyarakat muslim di Indonesia
umumnya menyambut Maulid Nabi dengan mengadakan perayaan-perayaan keagamaan
seperti pembacaan shalawat nabi, pembacaan syair Barzanji dan pengajian. Acara
maulid Nabi yang berkembang di pulau Bali khususnya di Desa Air anakan
banyubiru biasanya dilakukan berkaitan dengan upacara kelahiran yang disebut
dengan tradisi Male. Bagi masyarakat Loloan, upacara mauludan merupakan upacara
memotong rambut bayi yang dibawa sejak lahir sebagai simbol berakhirnya masa
bayi. Tradisi Male di Desa Air anakan banyubiru bersifat massal karena
dilakukan oleh semua keluarga yang mempunyai bayi, dan didukung oleh seluruh
warga masyarakat dan diselenggarakan di masjid besar di lingkungan tersebut.
Setiap keluarga yang mempunyai anak yang berumur beberapa bulan, ayahnya
membawanya ke masjid dan rambut anak-anak ini kemudian dipotong oleh para
sesepuh, yang umumnya alim ulama. Setelah rambut dipotong di masjid, anak di
bawa pulang ke rumah keluarga masing-masing dan di mandikan dengan air kelapa
gading, lalu dirias dengan barang-barang untuk merias diri si anak tersebut.
Keunikan upacara mauludan ini terlihat pada sesaji dan kelengkapannya..sesaji
yang berupa male (dibaca: malai) terbuat dari untaian buah-buahan dan telur
yang bersusun menjulang, dengan tatanan buah di bawah dan telur di atas. Telur
itu sendiri dihiasi dengan rumbai-rumbai kertas berwarnawarni. Sesaji ini
dilengkapi dengan setumpuk barang di atas talam, yang berupa 7 lembar kain
jarik yang belum pernah dipakai, beras kuning, uang (kepeng/koin), kelapa
gading yang diukir, keris (pusaka), dan barang-barang untuk merias diri.
Menurut penulis tradisi ini layak digunakan sebagai obyek penelitian karena
tradisi ini salah satu tradisi yang unik dilihat dari pemilihan upacara
pemotongan rambut yang dilaksanakan bertepatan dengan bulan maulid yang
mengandung makna khusus yang hanya dimiliki oleh masyarakat Air anakan
banyubiru. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang diperoleh dari
lepangan pelaksanaan tradisi male. tradisi ini banyak mempunyai makna dan
fungsi bagi masyarakat pendukungnya sehingga tradisi ini masih tetap
dipertahankan oleh masyarakat setempat. adapun makna dan fungsi dari tradisi
male ini meliputi: fungsi agama yang mana fungsi tersebut memfokuskan untuk
orang tua supaya menjadi orang tua yang baik dalam mengemban amanat Allah SWT
selain itu juga fungsi agama disini bisa dikatakan sebagai fungsi dakwah kepada
masyarakat sekitar. Sedangkan fungsi sosial yang terkandung pada tradisi male
ini, meliputi norma sosial, sebagai pengendali sosial
Tidak ada komentar:
Posting Komentar